23 Januari 2009
Tempat baru
Gerhana matahari Cincin
suber berita http://www.kapanlagi.com/clubbing/showthread.php?t=17583
19 Januari 2009
Lomba Foto di ASC
17 Januari 2009
Penting Mana Kamera atau Fotografernya?
Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah tulisan di sebuah majalah fotografi yang mebahas sebuah diskusi yang menurut saya menarik untuk cermati. Seputar pertayaan seorang fotografer yang megeluhkan kinerja kameranya dan ingin berganti merk. Diluar merk yang selama ini dia gunakan yang notabene telah mebuatnya kecewa.
Diskusi menjadi sebuah perdebatan yang sengit dan terbagi menjadi dua kubu, kubu pertama mengatakan bahwa merk kamera tidak penting. Yang penting adalah the man behind the gun, dan kubu kedua mengatakan bahwa kamera itu penting. Perdebatan berlangsung seimbang sehingga sang penanya bingung. Akhirnya seorang mencoba menjadi penegah dengan mengatakan, bahwa ketika kita menjalankan fotografi sebagai hobi, merk kamera menjadi tidak terlalu penting. Tapi ketika kita dituntut oleh klien untuk menghasilkan foto dengan karakter tertentu, atau ketika kita hendak menjual foto tersebut, maka merk dan spesifikasi minimum sebuah kamera menjadi sangat penting.
Ada suatu kesan 50-50 dalam menjawab pertayaan tersebut, pertanyaan lain pun muncul “anda lebih berat kemana?”….sang penegah menjawab; “60% saya setuju bahwa merk kamera itu penting, sisanya 40% untuk man behind the gun”. Sang penanya berkesimpulan bahwa sang penengah meletakan intelektualitas fotografer di bawah alat. Kemudian sang penengah mencoba menjelaskan dengan meng-umpamakan alat adalah mobil secara keseluruhan, dan man behind the gun diumpamankan sebagai setir mobil tersebut. Pilih mana, antara Honda Accord terbaru yang gak punya setir, atau Suzuki Carry yang dilengkapi setir, untuk mencapai tujuan anda secepat mungkin? Tentu anda akan memilih Carry, karena walaupun harganya lebih murah dari Accord, tapi ada setirnya, pasti selamat sampai tujuan. Mobil secara keseluruhan diwakili dengan angka 60% dan setir 40%.
Nah, Intinya jangan sampai kita terjebak dengan angka, 60% versus 40%. Jangan dilihat dari angkanya, tapi substansi angka tersebut. Meski berbeda, keduanya memiliki bobot yang sederajat. Bahwa seorang Darwis Triadi pun jika diberi kamera yang tidak sesuai dengan tujuannya, pasti kesulitan untuk menghasilkan sebuah foto dengan karakter tertentu yang ada dalam bayangannya. Merk dan spesifikasi kamera penting, 40% adalah keahlian sang fotografer. tujuan , lingkungan pemotretan dan tuntutan klien yang menjadi penentu. 40% tampak sedikit tapi dialah yang mengendalikan 60% tersebut. Dalam hal apapun yang bersifat mengendalikan, pasti jumlahnya sedikit.
Sebuah pernyataan yang sangat baik namun agak menusuk hati sempat terlontar “ bahwa mereka yang berkata yang penting adalah man behind the gun adalah sama saja mengagungkan dirinya sendiri, pada kenyataannya mereka juga menggunakan kamera merk2 tertentu dan jika ada uang pasti beli digital back. Jika Man behind the gun sangatlah penting, lalu kenapa mereka tidak menjalankan fotografi dengan handphone berkamera saja?”
Namun harus diingat definisi penting disini tentu saja menjadi relatif, tergantung dari kedewasaan pengguna. Bagi seseorang yang gengsi dan ego-nya besar, merk penting untuk menjaga harga dirinya, betapapun hasil fotonya berantakan. Bagi mereka yang dewasa, merk penting untuk menjaga konsistensi kualita hasil fotonya.
Dan jangan lupa fotografi adalah tentang sinergi antara sang fotografer dengan alatnya. Hal itu ibarat 2 sisi mata uang yang tek terpisahkan. Adalh sangat naif bila kita mengasikan salh satunya dan mengagungkan yang lainnya secara berlebihan. I’ts all about attitude. Selamat berkarya.
06 Januari 2009
Lomografi
Lomografi adalah sebuah bagian dari fotografi yang menggunakan sebuah kamera khusus yang disebut dengan kamera LOMO. LOMO adalah singkatan dari Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (Leningrad Optical Mechanical Amalgamation) merupakan sebuah pabrik lensa yang berada di St.Petersburg, Rusia; yang memproduksi lensa untuk alat-alat kesehatan (seperti untuk lensa mikroskop), alat-alat persenjataan, dan lensa kamera. Meski lahir di Rusia, perkembangan kamera Lomo jauh lebih pesat di Austria. Di Austria perkembangan Lomografi sangatlah pesat karena lomografi merupakan suatu trademark komersil untuk produk-produk yang berkaitan dengan fotografi. Lomografi dapat kita sebut dengan seni kreasi murni karena kita dapat memotret suatu obyek dengan kamera manual yang apa adanya. Meskipun alat ini masih tergolong berteknologi sederhana, namun kita dapat menghasilkan foto yang unik dan berbeda dari foto pada umumnya.
Sejarah
Pada awalnya Michail Panfilowitsch Panfiloff, salah satu tokoh terpenting dalam LOMO Russian Arms and Optical, pabrik senjata dan alat-alat optik Uni Soviet, segera meneliti kamera yang diberikan oleh Jenderal Igor Petrowitsch Kornitzky, orang kepercayaan Menteri Pertahanan dan Industri Uni Soviet yang diketahui benda tersebut berasal dari Jepang. Setelah diteliti, keduanya sepakat kamera ini patut ditiru dan dikembangkan desainnya. Dengan tujuan kamera tersebut dapat menjadi kebanggaan warga Uni Soviet. Maka pada tahun 1982 mereka membuat Lomo Kompakt Automat. Kamera jenis ini lebih dikenal dengan nama Lomo LC-A. Kamera tersebut diproduksi dengan cepat dan terjual habis. Diperkirakan penyebarannya pun sampai Vietnam, Kuba dan Jerman Timur, sampai ke pelesir Laut Hitam. Namun berakhirnya era komunis menyebabkan Lomo mati suri. Pada tahun 1991, dua mahasiswa Vienna, Austria yaitu Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger menemukan kembali adanya Lomo LC-A di daratan Praha, Ceko. Kamera Lomo LC-A yang mereka temukan itu betul-betul tak terurus. Kotor dan kusam,dan baterainya harus diimpor dari Asia. Rentang waktu 1992 – 1993, menjadi waktu penting atas kebangkitan Lomografi. Matthias Fiegl dan Wolfgang Stranzinger segera pergi berkeliling dunia. Dengan gigih keduanya mengajak teman, kerabat, bahkan orang yang tak mereka kenal untuk mau mencoba Lomo. Sampai akhirnya, mereka mendirikan klub pencinta Lomo yaitu The Lomographic Society (Lomographische Gesellschaft) di Vienna. Pada 1994, Pameran Lomografi pertama kali di gelar di Moskow, Rusia dan New York, Amerika Serikat. Saat ini, pengguna Lomo dapat ditemukan 60 lokasi dari lima benua dan kini telah terdapat 88 perkumpulan Lomo di seluruh dunia.
Teknik Lomografi
Lomografi adalah sebuah fenomena dalam fotografi. Lomografi menabrak segala aturan yang ada, meninggalkan aturan-aturan baku dalam fotografi. Lomografi memiliki banyak jenis kamera, tapi semuanya memiliki konsep yang sama, jangan pedulikan aturan. Sementara dalam fotografi konvensional, banyak aturan-aturan baku yang harus dipatuhi, seperti speed, shutter, dll. Lomo itu bebas kita dituntut untuk memotret dengan fun. Berbeda dengan kamera biasa seperti SLR yang membutuhkan teknik-teknik tertentu, Lomo tekniknya itu bebas. Hasilnya sangat subyektif. Apa pun hasilnya, itulah Lomo. Orang tertarik ikut Lomo karena tidak ada keterbatasan. Kita kadang bisa membidik lewat viewfinder atau bisa bagaimana saja karena tidak ada batasan yang mengikat. Untuk sementara tinggalkan sejenak teori-teori fotografi dan mari kita mencoba menggunakan Lomografi. Hasil yang didapat juga tak pernah bisa diduga. Inilah bukti kamera bisa bekerja dengan cara yang berbeda. Inilah pemberontakan terhadap teknologi tinggi dan high definiton dalam fotografi. Fotografi memang dapat menghasilkan foto yang bagus, sementara lomografi menghasilkan foto yang unik.
Tips N trik
1. Take your LOMO everywhere you go. Bawalah kamera Lomo anda kemanapun anda pergi, karena dimana pun anda dapat menemukan obyek foto yang tak terduga.
2. Use it anytime - day or night. Pakailah kamera Lomo anda tanpa batas. Pakai kamera Lomo anda baik siang maupun malam, kapan saja di berbagai situasi dan kondisi.
3. Lomography is not an interference in your life, but a part of it. Jadikanlah Lomografi sebagai bagian dari diri anda dan nikmatilah waktu anda memotret suatu obyek dengan kamera Lomo.
4. Shoot from the hip
5. approach the objects of your lomographic desire as close as possible. Dekati obyek foto anda sedekat mungkin selain karena kamera Lomo umumnya tidak ada zoom, harus ada feel tersendiri antara anda dengan obyek foto.
6. Don’t think. Jangan berfikir Gunakan hati dan penglihatan anda
7. Be fast. Cepat dalam memotret suatu obyek foto, anda tidak perlu banyak berpikir/berteknik.
8. You don't have to know beforehand what you've captured on film. Anda tidak perlu terlalu memikirkan gambar seperti apa yang akan anda ambil.
9. You don't have to know afterwards, either. Anda juga tidak perlu memikirkan bagaimana hasil dari gambar yang telah anda ambil
10. Don't worry about the rules. Jangan khawatir tentang aturan-aturan fotografi dan jangan terlalu memikirkannya saat anda menggunakan kamera Lomo.
Jenis2 Kamera Lomo:
· Lomographic ActionSampler. Hasil foto Lomografi yang dihasilkan dengan kamera action sampler adalah foto dengan bentuk 1 foto terbagi 4 bagian.
· Lomographic Colorsplash Camera. Hasil foto dengan menggunakan kamera lomo jenis colorsplash akan bermain dengan warna. Warna yang tampil difoto belum tentu sesuai dengan warna asli. Kamera ini seringkali digunakan untuk acara di malam hari.
· Lomographic Fisheye Camera. Kamera pocket dengan lensa fisheye. Cakupan pandangan 170 derajat. Hasil foto berbentuk bulat seperti mata ikan.
· Lomographic Frogeye Underwater. Kamera ini tetap dapat digunakan meski di dalam kolam renang/air tanpa casing khusus. Itu sebabnya kamera jenis ini disebut frogeye atau mata katak. Kamera ini sekarang tidak diproduksi lagi (dead stock)
· Lomographic Oktomat. Dalam 1 kali jepret akan tampil menjadi 8 foto kecil dalam 1 foto
· Lomographic Pop 9. Dengan 1 kali jepret akan tampil menjadi 9 foto kecil dalam 1 lembar foto.
· Lomographic SuperSampler. Dalam hasil 1 foto yang tampil, terbagi menjadi 4 bagian